Designer’s Talk: The Babybirds

Kembali lagi dengan Designer’s Talk, yang kali ini membawa keluarga kecil yang lucu banget dan produktif: Ayah, Ibu, dan seorang anak yang berkolaborasi membuat karya-karya keren, yang hampir semuanya terinspirasi dari anaknya, Rinjani (4th). Ini dia Ing dan Almaviva dari The Babybirds!

Udah berapa lama kamu mendesain? Awalnya gimana?

Saya mulai mendesain secara profesional sejak tahun 2000. Awalnya sama kaya cerita kebanyakan graphic designer lain, yaitu karena saya sudah tertarik dengan seni sejak kecil. Saya lahir dan besar di keluarga kutu buku. Jadi rumah selalu penuh dengan segala rupa majalah dan buku-buku. Dan saya selalu paling tertarik dengan (layout) majalah. Setelah agak gedean dikit, saya mulai tertarik sama media visual lain, seperti cover kaset-kaset yang saya koleksi. Tapi kayanya MTV yang bikin saya yakin kalo saya pengen jadi desainer.

Gaya desain apa sih yang kamu pilih untuk membuat desain-desain di dalam The Babybirds?

The Babybirds sebenernya adalah random fun project, kolaborasi antara saya, istri saya, dan anak kami. Jadi kita lebih menonjolkan unsur ‘kolaborasi’ dan ‘fun’ daripada desain. Kita membuat apa aja yang kita pengen saat itu. Desain ‘hanya’ merupakan salah satu elemen pendukung. Dan karena bentuknya kolaborasi, jadi style yang keluar adalah perpaduan antara selera/style saya, istri saya, dan anak kami. Selera ini pun berubah-ubah sesuai mood. Pokoknya intinya seru-seruan aja. Kalo lagi seneng navajo pattern, kita bikin navajo pattern banyak banget. Tiba-tiba suka scandinavian design, kita berubah lagi jadi serba simple dan clean. Semuanya berjalan semaunya mood kita aja. Ga ada batasan style atau apapun.

Desain kamu banyak menggunakan pattern-pattern dengan warna yang lucu namun soft. Siapa sih yang memilih pilihan warna itu?

Semuanya, mulai dari desain, pemilihan warna, sampai ke hal-hal kecil lainnya kita kerjain bareng-bareng. Kalo di sinetron-sinetron cekcok rumah tangga itu gara-gara perselingkuhan atau uang belanja, nah kalo kami, lebih banyak berantem gara-gara milih warna hahah. Tapi serius, salah memilih warna itu adalah aib keluarga.

Hahaha! Anyway, siapa atau apa yang paling menginspirasi kamu dalam membuat desain untuk The Babybirds?

Rinjani (4th), anak kami. Dia adalah alasan utama kami membuat fun projects ini bareng-bareng. Kita mendesain t-shirt dan semua produk The Babybirds awalnya emang buat Rinjani. Inspirasi dari dia, dan hasilnya juga buat dia. Dunia kami berputar mengelilingi Rinjani.

Salah satu desain kaos The Babybirds adalah John Lennon. Apa yang kamu anggap spesial dari sosok John Lennon? 

Sebenernya desain John Lennon itu adalah bagian dari ‘Daddy Was A Fanboy T-Shirt Series’, yang kami rilis beberapa waktu yang lalu. Untuk lebih jelasnya bisa diliat di sini http://www.thebabybirds.net/projects/projects/daddy-was-a-fanboy-series/. Jadi ceritanya itu adalah seorang anak perempuan (Rinjani) yang terinspirasi dari cerita-cerita yang memotivasi dari ayahnya tentang musisi-musisi idolanya. Kemudian si anak menceritakan inspirasi itu dalam bentuk gambar dan tulisan. Coba perhatiin pada desain John Lennon itu, di bawahnya adalah tulisan, “Grandad John kept a light on while he slept, said my dad. So if i’m not afraid of the dark, means i’m more awesome than him, yay!”
Apa menu sarapan favorit kamu? Kenapa?

Anything with eggs! Saya dan Rinjani penyuka telur, dan istri saya ga pernah keabisan ide untuk bikin segala rupa sarapan dari telur.

 

Wah, kita juga pada suka telur, loh! Kapan-kapan mampir sarapan bisa kali, yah. *loh

Seru, ya, percakapan dengan orang di balik The Babybirds ini. Kalian pengen tanya juga, atau mungkin pengen tanya resep telur, boleh banget! Langsung tulis komen di bawah ini, yuk.

Gimana pendapat kamu?